Minggu, 06 Januari 2013

Arti Kader Dan Pengkaderan


Arti Kader Dan Pengkaderan
  • Kader berasal dari bahasa Yunani cadre yang berarti bingkai. Bila dimaknai secara lebih luas  berarti :
  • Orang yang mampu menjalankan amanat.
  • Orang yang memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian.
  • Pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi

  • Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi. Secara utuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, terujidalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetapakan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna.


  • Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dankebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal,kemampuan fisik, dan moral sosialnya. Sehingga, kader dapat membantu orang lain dan dirinya sendiri untuk memperbaiki keadaan sekarang dan mewujudkan masa depan yang lebih baik sesuai dengan cita-cita yang diidealkan, nilai-nilai yang di yakini serta misi perjuangan yangdiemban.

  • Sistem Pengkaderan Imadiklus adalah totalitas upaya pembelajaran yang dilakukan secaraterarah, terencana, sistemik, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi, mengasah kepekaan, melatih sikap, memperkuat karakter, mempertinggi harkat danmartabat, memperluas wawasan, dan meningkatkan kecakapan insane-insan PLS agar menjadimanusia yang beradab, berani, santun, berkarakter, terampil, loyal, peka, mampu dan gigihmenjalankan roda organisasi dalam segala upaya pencapaian cita-cita dan tujuan perjuangannya. 



  • Sistem Pengkaderan Imadiklus mengenal tiga bentuk pengkaderan yang bersifat substansial dan komplementasi serta terikat satu dengan yang lainnya yaitu Pengkaderan Formal,PengkaderanInformal dan Pengkaderan Non Formal. Secara bersama-sama, ketiganya terpadu dengan suasanadan kebiasaan sehari-hari di lingkuangan imadiklus yang memiliki andil menentukan dalam proses pengkaderan.


  • Karena diorientasikan untuk membentuk serta mengembangkan karakter, sikap, etika, produktivitas dan kreatifitas para kader, maka pengkaderan bisa dikategorikan sebagai aktivitasasasi. Terutama dalam upayanya mewujudkan misi, peran, dan fungsi dalam kehidupan pribadidan organisasi serta kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Melalui pengkaderan,insane-insan PLS diperluas pengetahuan dan wawasann ya, ditempa keberanian dan karakterya, dikembangkan potensi dan kemampuan dirinya, dipupuk kemandiriannya, sertadiasah keaasadaran, kepekaan, kehendak dan kecakapan sosialnya Sistem Pengkaderan Imadiklus  Sebuah gerakanyang rapi dan massif harus mengandalkan terbentuknya factor-faktor  produksi,distribusi dan wilayah perebutan. Tanpa menggunakan logika ini maka gerakan akan selalu terjebak pada heroism sesaat dan kemudian mati tanpa meninggalkan apa-apa selain kemasyuran dan kebanggaan diri belaka. Katakanlah kita sedang akan membangun sebuahgerakan maka dimana wilayah perebutan yang akan kita temui dan oleh karena itu apa yang harus kita produksi dan menggunakan jalur distribusi seperti apa agar produk-produk kita tidak disabotase di tengah jalan. Rangkaian produksi-distribusi-perebutan ini adalah sebuah matarantaiyang tidak boleh putus, karena putusnya sebuah mata rantai ini berarti matinya dinamikasebuah gerakan atau setidaknya hanya akan menjadi tempat kader-kadernya heroism-ria. Danyang lebih penting bahwa keadaaan semacam ini akan lebih mudah untuk di aborsi
  • Skema kaderisasi di bawah ini mensyaratkan tidak boleh adanya keterputusan antara satu prosesdengan proses yang lainnya, karena antara satu denganyang satunya saling terkait, dan prosestersebut akan berjalan secara terus menerus. Skema ini juga mengisyaratkan paling tidak memberikan gambaran kepada kita bahwa system pengkaderan Imadiklus jangan hanya terfokus pada sisi internal saja, artinya mencetak kader sebanyak-banyaknya tetapi tidak tahu mau dibawakemana kader tersebut. Untuk itu, sudah saatnya kita berfikir secara realistis, bahwa tanggung jawab Imadiklus secara organisasional juga terletak pada sisi pendistribusian kader pada medan-medan distribusi.


  • Melalui strategi pengkaderanyang berorientasi jangka panjang ini,diharapkan dalam bebrapatahun ke depan Imadiklus dapat menjadi salah satu organisasi yang mempunyai jaringan disemua lini gerakan dan perubahan serta diharapkan mampu menjadi salah satu factor perubahan yang signifikan. Tetapi yang perlu diingat, bahwa dalam system pengkaderan jangka panjang ini,merupakan pekerjaan generasi, sehingga kita akan kesulitan untuk melihat indicator perubahanImadiklus dalam ukuran hari dan bulan.Pada dasarnya system pengkaderan Imadiklus merupakan system terpadu yang menekankan pengembangan kader dalam segi kognitif, afektif dan psikomotorik serta menanamkan nilai-nilaike-PLS-an dalam setiap langkah yang ditempuh.
  • Dengan kata lain, pengkaderan imadiklushendak mencetak sosok kader yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam serta mempunyai jiwa ke-PLS-an dengan landasan pijak loyalitas yang kuat. Kader semacam ini dibutuhkan agar misi  Long  Life Education baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek dapat direalisasikan.Oleh karena itu Imadiklus menggunakan 3 jenis pengkaderan dalam system pengkaderannya. Disadari bahwa kualitas ketiganya dipengaruhi secara penuh dan sekaligusmempengaruhi lingkungan sehari-hari organisasi. Mengingat factor lingkungan tersebut makaImadiklus harus mulai berbenah menciptakan kualitaas keorganisasian yang lebih relevan dan sambung dengan misi PLS.
  1. Pendekatan
  1. Pendekatan pemberdayaan
Yang dimaksud dengan pendekatan pemberdayaan adalah pendekatan yang lebih pada pemanfaatan sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh Fatayat NU untuk menciptakan perubahan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan, dalam konteks organisasional maupun personal. Pendekatan ini diperlukan karena dapat memacu kemandirian para kader dalam berkreasi dan melakukan inovasi serta bersih dari intervensi pihak-pihak luar organisasi demi kepentingannya, baik berupa kepentingan politik maupun ekonomi.
  1. Pendekatan partisipatoris
Pendekatan partisipatoris adalah suatu pendekatan yang mengedepankan pengembangan aspek kepemimpinan yang secara fitrah telah dimiliki seorang kader. Pendekatan ini menjunjung tinggi prinsip toleransi dan kegalitaran (persamaan), para peserta dapat menuangkan berbagai pengalamannya secara bebas dengan prinsip “pengalaman adalah guru yang terbaik”, kemudian menganalisa daftar pengalaman mereka hingga sampai pada tahap kesimpulan berupa penemuan cara yang tepat dalam menerapkannya kembali.
  1. Pendekatan kritis
Pendekatan ini penting karena peserta bisa melakukan refleksi kritis terhadap dominasi ideologi ke arah transformasi sosial. Karena tujuan utama pendidikan adalah menciptakan ruang agar mampu bersikap kritis terhadap sistem dan struktur ketidakadilan serta melakukan dekontruksi dan advokasi menuju sistem sosial yang lebih adil.
  1. Metode
Metode yang digunakan dalam mengantar proses pelatihan ini adalah :
  1. Ceramah
Penyajian pokok bahasan secara lisan untuk memberikan informasi yang sifatnya searah. Sesuai dengan materi yang dipersiapkan oleh seorang nara sumber /pakar.
  1. Diskusi/tanya jawab
Diskusi adalah pertukaran pengetahuan dan pengalaman berupa gagasan atau pendapat mengenai suatu topik tertentu secara bebas antara peserta dan fasilitator yang sifatnya saling koreksi.
  1. Diskusi kelompok
Terdiri dari beberapa peserta yang bertemu bersama-sama untuk membahas secara bebas tentang suatu topik yang disepakati bersama-sama (5-10 orang).
  1. Diskusi panel
Adalah diskusi yang dilakukan oleh beberapa kelompok peserta yang mempunyai pengetahuan tertentu melalui perwakilan kelompok yang diikuti oleh semua kelompok peserta (20-50 orang).
  1. Brainstorming (curah pendapat)
Curah pendapat adalah teknik untuk merangsang dan menggali pemikiran-pemikiran baru. Curah pendapat ini adalah bagian dari metode tanya jawab/dialog, akan tetapi dalam metode ini gagasan digali melalui analisis dan hal-hal yang menjadi latar belakang pendapat peserta pengkaderan. Metode ini dilakukan melalui lisan secara bebas dan spontan, metode ini dapat melatih peserta untuk berani berpendapat, memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
  1. Role-playing (bermain peran)
Peserta diberikan tugas untuk memainkan peran tertentu sesuai dengan materi yang dilakukan berdasarkan skenario yang telah disiapkan. Skenario ini boleh berasal dari usulan peserta ataupun fasilitator, hendaknya permainan peran ini disiapkan secara matang dan tidak memaksakan peran kepada peserta.
  1. Game (permainan)
Game adalah suatu teknik permainan yang bertujuan untuk merangsang ide dan pendapat peserta melalui kegiatan bermain. Teknik ini di samping untuk menciptakan suasana belajar juga dapat di adopsi dari kehidupan sehari-hari.
  1. Simulasi
Simulasi adalah teknik untuk mendiskusikan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa peserta kader untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan materi yang ada, terlihat sepertiterjadi peristiwa atau kejadian yang diperagakan seolah sungguh terjadi.
  1. Assignment (penugasan)
Penugasan adalah meminta peserta untuk melaksanakan suatu tugas menurut materi dan cara-cara tertentu. Pada penugasan ini fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk berinisiatif melalui gagasan yang kontruktif.
  1. Demonstrasi (peragaan)
Peragaan adalah menyajikan materi dengan mempertunjukkan bagaimana cara mengerjakan suatu tugas yang diikuti dengan diskusi dan tanya jawab.
  1. Study kasus
Adalah diskusi tentang kasus nyata yang pernah terjadi untuk dianalisa dan dicari solusi alternatifnya, jika belum ditemukan solusinya atau solusi yang pernah diambil belum memuaskan.
  1. Lokakarya
Adalah diskusi sampai membuahkan hasil berupa karya nyata.
  1. EVALUASI PELATIHAN
  1. Prinsip-prinsip evaluasi
Dalam setiap pelatihan diperlukan adanya evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan dan memperbaikinya jika ditemukan adanya kekurangan-kekuarangan baik itu yang berkaitan dengan sarana maupun prasarana.
Untuk mengetahui arti penting dari dilakukannya evaluasi maka diperlukan pengetahuan tentang prinsip-prinsip evaluasi, antara lain :
  1. Evaluasi dalam latihan yang bersifat partisipasi merupakan bagian integral dari proses saling belajar, baik itu bagi peserta pelatihan, fasilitator, dan penyelenggara pelatihan.
  2. Evaluasi merupakan bagian integral dari sebuah pelatihan karena di dalamnya terdapat arahan demi perbaikan selain bisa menjadi media pertanggungjawaban, jadi evaluasihendaknya jangan disalah tafsirkan untuk mencari siapa yang benar dan yang salah ataupun yang pandai dan yang bodoh.
  3. Evaluasi dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan :
  • Saling melakukan evaluasi
  • Melakukan evaluasi diri atau melakukan refleksi
  1. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara berkala atau saat proses pelatihan masih berlangsung. Hal ini diperlukan karena jika ditemukan adanya kesalahan atau ketidak efektifan saat berlangsungnya acara maka dapat segera dikoreksi dan diperbaiki.
  2. Evaluasi selain dapat dilakukan pada saat berlangsungnya pelatihan juga dapat dilakukan pada tahap-tahap tertentu yang berbeda antara satu dan yang lainnya, karenanya persoalan yang dievaluasi dan tujuannya juga bisa berbeda antara tahap satu dengan tahap berikutnya.
  1. Manfaat evaluasi
  1. Sebagai masukan bagi proses pelatihan yang sedang berlangsung
  2. Sebagai masukan bagi pelaksanaan pelatihan untuk tahap berikutnya
  3. Bisa menjadi fakta tentang tingkat keberhasilan pelatihan yang pernah dicapai
  4. Dapat menjadi pertanggung jawaban, baik kepada institusi atau pihak yang lain
  1. Tujuan evaluasi
Selama berlangsungnya pelatihan, evaluasi dapat dilakukan beberapa kali, hal ini dapa dilakukan berdasarkan tingkat kebutuhan dan berbagai macam tujuan. Jadi setiap diadakannya evaluasi pada dasarnya memiliki tujuan sendiri. Secara umum evaluasi memiliki tujuan :
  1. Untuk mengetahui tingkat perubahan peserta pelatihan mulai dari wawasan, sikap dan tingkah laku
  2. Untuk mengetahui efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pelatihan.
  1. Sasaran evaluasi
  1. Peserta
Yaitu untuk mengetahui prestasi belajar dengan melihat tingkat keberhasilannya baik itu berupa wawasan, sikap dan tingkah laku.
  1. Penyelenggara pelatihan
Yaitu untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efesiensinya selama proses pelatihan dan sesudahnya.
JENJANG PENGKADERAN YAITU:
  1. LATIHAN KADER DASAR seperti:
pemberdayaan perempuan
pemberdayaan anggota organisasi
pemberdayaan masyarakat

materi pokok: yaitu visi,misi cita- cita , harapan organisasi.
materi penunjang: cara berkomunikasi, studi pembangunan, upaya advokasi, negosiasi dll.
  1. LATIHAN KADER LANJUTAN seperti:
bakat kepemimpinan
wawasan kebangsaan.

8 komentar:

Romi Ardiansyah mengatakan...

Ijin copas ya bu,.. :)

Unknown mengatakan...

izin share gan

efhabandofficial mengatakan...

Mantap

Ana Andriani mengatakan...

izin copas ya.. syukron

muh fatahillah mengatakan...

menarik, bagus...

Unknown mengatakan...

Bagus
Izin copas

Unknown mengatakan...

Bagus ini

Unknown mengatakan...

maaf mau bertanya, boleh tau refrensi penulisan data diatas itu dari refrensi buku yang berjudul ap ya. boleh di share. buat kepentingan penelitian.

Posting Komentar

 
;