Kamis, 16 Mei 2013

Ulama NU Kultural: “Yang Bilang NU Moderat itu Siapa?”


Seorang ulama Nahdlatul Ulama kultural tidak terima bila warga NU dituduh moderat oleh pentolan liberal Azyumardy Azra.  “Yang bilang NU moderat itu siapa? Itu asal ngomong saja Azyumardi itu!” tegasnya seperti dilansir Tabloid Media Umat Edisi 105,  17 Mei – 6 Juni.  
Pimpinan Ponpes dan Majlis Taklim wal Tahfidzil Quran Darul Bayan, Citeureup, Sumedang, Jawa Barat, tersebut menyatakan bahwa dirinya lahir dari keluarga NU, nyantri di pesantren NU dan sekarang mendirikan dan mengelola pesantren NU.
Menurutnya, orang NU itu justru berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As Sunnah. Nah, yang moderat itu hanya orang-orang NU yang sudah dirasuki pemikiran liberal. 
“NU murni yang betul-betul ulama, tidak seperti yang dikatakan Azyumardi itu,”  tegas alumni Ponpes Tahfidz Alquran Darul Furqah Pimpinan KH Abdul Qadir Urnar Basyir, Janggalan, Kudus; Jawa Tengah.
Alumnus Pondok-Pesantren Al Anwar  Pimpinan KH Maimun Zubair, Sarang, Rembang, Jawa Tengah tersebut  juga menyatakan hanya orang yang tidak beriman saja yang tidak mau dengan syariat Islam.  “Dan mereka berkata: ‘Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami mentaati (keduanya).’ Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka bukanlah orang-orang yang beriman,” ujarnya membacakan Al-Qur’an Surat An Nur ayat 47.
Liberal dan Kafir Menggigil
Seperti dilansir The Jakarta Post (2/5)mantan Rektor UIN Jakarta Azyumardi Azra mempertanyakan sejauh mana hasil survei PEW Research Study yang menyatakan 72 persen Muslim Indonesia menginginkan syariah sebagai landasan hukum.
Mengingat sebagian besar umat Islam Indonesia bergabung dengan organisasi utama seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang “mendukung” ideologi negara Pancasila dan mempromosikan moderasi dalam penerapan ajaran Islam.
Sehingga seolah hendak menunjukkan angka itu terlalu besar Azumardy pun menyatakan: “72 persen angka yang tidak masuk akal.”
Tapi menurut Ali Bayanullah, seharusnya seratus persen, 72 persen terlalu sedikit. Namun kalau dilihat betapa rusaknya masyarakat karena teracuni sistem kufur demokrasi, HAM, liberalisme, sekularisme dan lainnya, ya angka 72 persen itu merupakan keberhasilan dakwah yang gencar dijalani para aktivis Islam.
“Makanya Azyumardi Azra saja sampai kaget. Orang-orang liberal khususnya, orang-orang kafir umumnya memang akan menggigil melihat hasil survei tersebut. Insya Allah, nasrullah akan segera turun dengan berdirinya khilafah.” pungkas alumnus Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat.


[www.hizbut-tahrir.or.id]

0 komentar:

Posting Komentar

 
;